kemerdekaan indonesia

Kemerdekaan Indonesia : Latar Belakang Pertempuran Indonesia

kemerdekaan indonesia

Perang Kemerdekaan Indonesia terjadi sejak tahun 1945 hingga 1949, yang menjadi puncak perjuangan bangsa Indonesia.

Meskipun sudah resmi merdeka sejak 17 Agustus 1945, masih banyak pihak yang belum bisa menerima kemerdekaan Indonesia, termasuk Belanda dan sekutu.

Akibatnya, pertempuran pun terjadi pada masa Revolusi Kemerdekaan yang memakan korban mencapai ribuan jiwa.

Latar Belakang Kemerdekaan Indonesia

Latar belakang terjadinya perang kemerdekaan Indonesia adalah keinginan Belanda dan sekutu untuk kembali menguasai Nusantara.

Satu bulan setelah Indonesia dinyatakan merdeka, tepatnya tanggal 29 September 1945, Sekutu datang.

Sekutu yang dalam hal ini adalah Inggris, sudah membentuk satuan komando bernama SEAC mengirim pasukan mata-mata untuk melihat kondisi di Indonesia setelah kependudukan Jepang pada 1942 silam. Rupanya, saat itu, Sekutu datang dengan diboncengi oleh NICA ( Nederlands Indies Civil Adminstration), yaitu pemerintahan sipil belanda yang bertujuan untuk kembali berkuasa di Indonesia.
Inggris yang ditugaskan ke Indonesia tenyata diam-diam sudah mengadakan perjanjian rahasia bersama belanda yang disebut Civil Affair Agreement pada 24 Agustus 1945 silam.

Isi Civil Affair Agreement adalah tentara pendudukan Inggris di Indonesia akan memegang kekuasaan atas nama pemerintah belanda.

Sekutu mendarat pertama kali di tanjung priok, yang dipimpin oleh letnan jendral sir philip charistison.

Awalnya, kedatangan sekutu di Indonesia disambut dengan baik. Namun, setelah mengetahui bahwa sekutu datang dengan di boncengi NICA yang secara gamblang ingin kembali menegakkan kekuasaan di Indonesia, maka reaksi pihak Indonesia terhadap sekutu berubah.Hal ini yang kemudian memicu tejadinya pertempuran di berbagai daerah di Indonesia.

Pertempuran Kemerdekaan Indonesia

Ambarawa

Pertempuran Ambarawa terjadi pada 20 Oktober 1945, ketika sekutu yang di pimpin oleh brigjen bethel mendarat di semarang. Setelah itu, pasukan sekutu yang sedang berjalan menuju ke magelang pun membuat kerusuhan. Awalnya, bethel di perkenankan untuk melucuti senjata pasukan jepang.

Dia juga di izinkan mengevakuasi 19.000 interniran sekutu yang ada di kamp banyu biru ambarawa dan magelang. Akan Tetapi, ternyata pasukan sekutu membelot dengan mempersenjatai para tawanan jepang.

Pada 26 Oktober 1945, insiden pun pecah di magelang, yang kemudian berlanjut antara tentara keamanan rakyat ( TKR) dengan tentara Inggris. Puncak pertempuran terjadi pada 20 November 1945, di Ambarawa antara pasukan TKR yang di pimpin Mayor Sumarto Dengan pasukan inggris.

Aksi tembak-menembak dan pengeboman terus terjadi selama berhari-hari. Kendati begitu, pada akhirnya pasukan TKR berhasil meluluhlantakkan pasukan Inggris pada 12 Desember 1945.

Pada akhirnya, pasukan inggris yang sudah sangat terdesak bersedia meninggalkan Ambarawa dan mundur ke semarang pada 15 Desember 1945.

Surabaya

Tentara inggris tiba di surabaya pada 25 Oktober 1945, di bawah pimpinan Brigadir Jendral Mallaby. Kemudian, pada 27 Oktober 1945, tentara inggris mulai menduduki gedung-gedung pemerintahan di Surabaya yang di jaga oleh rakyat dan para pemuda Indonesia.

Lebih lanjut, pada 29 Oktober 1945, atas permintaan letjen christison, presiden soekarno datang ke surabaya untuk menghentikan pertempuran. Pertemuan keduanya pun menghasilkan terjadinya gencatan senjata. Akan tetapi, pada 31 Oktober 1945, tersiar kabar tentang hilangnya brigjen mallaby yang ternyata tewas terbunuh.

Sebagai tindak lanjut dari kabar tersebut, pihak inggris, mayir jenderal manserg, memberikan ultimatum kepada rakyat surabaya pada 9 November 1945.

Namun, hingga tanggal 10 November 1945, pukul 06.00 pagi WIB, tidak ada seorang pun dari bangsa indonesia yang menyerahkan diri. Akibatnya, pertempuranpun pecah. Para pejuang Indonesia berusaha melawan sekutu menggunakan senjata tradisional bambu runcing. Setelah tiga pekan, pertempuran surabaya pun mulai mereda pada 28 November 1945.

Pertempuran ini telah memakan korban jiwa dari pihak Indonesia sebanyak 20.000 orang, sedangkan dari pihak sekutu sebanyak 1.500 orang.

Bandung Lautan Api

Peristiwa Bandung Lautan Api terjadi tanggal 13 Oktober 1945, ketika pasukan sekutu tiba di kota Bandung Dengan di boncengi oleh NICA. Setibanya di Bandung, pasukan sekutu langsung menguasai kota dengan alasan melucuti dan menawan tentara jepang.

Kemudian, pada 27 November 1945, Sekutu mengeluarkan ultimatum agar rakyat bandung segera meninggalkan area Bandung Utara, tetapi ultimatum itu tidak di hiraukan. Sekutu yang mulai terdesak pun kembali mengeluarkan ultimatum kedua agar selambat-lambatnya pada 24 maret 1946 pukul 24.00, pasukan Indonesia sudah meninggalkan Bandung sejauh 11 kilometer.

Ultimatum ini lantas mendongkrak semangat perlawanan para pejuang Indonesia. Pasukan Indonesia membuat strategi dengan merancang operasi bernama Bumi Hangus. Begitu penduduk menuinggalkan Bandung, operasi bumi hangus langsung di jalankan dengan membakar bangunan rumah atau gedung di Bandung.

Dalam sekejap, Kota Bandung sudah di selimuti oleh asap gelap dan pemadaman listrik. Kondisi ini kemudian di manfaatkan oleh tentara Indonesia untuk menyerang sekutu secara bergerilya.

Medan Area

Peretmpuran Medan Area terjadi tanggal 13 Oktober 1945 hingga april 1946, setelah tentara sekutu yang di pimpin oleh TED Kelly mendarat di Medan. kedatangan sekutu dan NICA ini memancing kemarahan warga Indonesia.

Terleih, ketika salah satu anggota NICA di sebut merampas dan menginjak-nginjak lencana merah putih yang di gunakan oleh seorang pemuda Indonesia. Menindaklanjuti hal ini, pada 13 Oktober 1945, barisan pemuda dan tentara keamanan rakyat (TKR) bertempur melawan sekutu dan NICA.

Inggris kemudian mengeluarkan ultimatum kepada bangsa Indonesia untuk segera menyerahkan senjata kepada sekutu, tetapi lagi-lagi ultimatum itu tidak di indahkan. Puncak pertempuran terjadi tanggal 10 desember 1945, di mana sekutu dan NICA menyerang kota medan secara habis-habisan.

Akhir

Akhir perang kemerdekaan indonesia adalah penyerahan kedaulatan indonesia oleh belanda pada 27 Desember 1949.

Sebelum penyerahan itu tercapai, indonesia dan belanda lebih dahulu berunding dalam konferensi meja bunder (KMB) yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda, pada 23 Agustus hingga 2 November 1949. KMB dipimpin langsung oleh wakil presiden Indonesia, Mohammad Hatta.

Pada akhirnya, tanggal 2 November 1949, Indonesia dan Belanda berhasil mencapai kesepakatan dengan menandatangani persetujuan KMB. Salah satu isi KMB adalah Belanda menyerahkan kedaulatan penuh kepada RI pada Desember 1949, tepatnya tanggal 27 Desember.

Kalian juga bisa baca selanjutnya di :coldbank.net

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *